Bismillah - Allohumma Shalli 'ala Muhammad
Tahun 1988 s/d 2004
Tepatnya tanggal 26 Oktober 1988 aku terlahir dari keluarga miskin disebuah desa di Kab. Purworejo. Aku adalah seorang anak tunggal dari sebuah keluarga kecil. Kehidupan kami yang hanya cukup mencukupi makan sehari saja membuat orang tuaku menjadi kerja keras untuk memenuhi kebutuhan kita. Bapakku kerja sebagai tukang angkut kayu (glondong;istilah jawa) ibuku menjadi ART di sebuah keluarga. Hampir saja aku tidak bisa sekolah karena tidak punya dana, tetapi alhamdulilah aku sedikit pintar sehingga aku mendapatkan beasiswa di MTs dan MAN, dan untuk uang sakuku sehari-hari aku selalu menyempatkan diri membantu pekerjaan di kantin sekolah. Tibalah tahun 2004 aku lulus dari MTs
Tahun 2004 s/d 2011
Setelah lulus MTs aku sudah menjadi anak gadis yang besar, walau wajahku tidak begitu cantik tapi gadis didesa itu setelah Mts pasti akan langsung dinikahkan. Begitulah juga denganku hampir saja aku dinikahkan dengan seorang santri didesaku. Tetapi karena aku kekeh ingin sekolah SMA akhirnya orang tuaku berfikir ulang, dan aku berhasil tetap melanjutkan sekolah di MAN 1 Wates.
Kehidupan di desa jauh berbeda dengan di kota, ketika aku lulus MAN aku pingin kuliah tapi orang-orang disekitarku belum ada yang kuliah, karena biaya yang mahal. Tetapi keinginan kuliah tetep ada dan akhirnya aku mencari beasiswa dari program lulusan terbaik, dan akhirnya aku kuliah dengan menggunakan beasiswa tersebut. Cobaan demi cobaan yang selalu menghampiri keluarga kami, dari orang tua yang banyak hutang, rumah yang roboh dan masih banyak lagi. Hal itu terjadi ketika tahun 2009 sampai-sampai bapakku bernadzar “kalau aku lulus kuliah dan jadi PNS akan mengadakan syukuran dengan mengundang grup alberjanji dengan pengajian pak kiai simbah Ponirin (salah satu kiai di desaku)”.
Dan tiba saatnya aku lulus kuliah di tahun 2011, dan aku langsung wiyata di sebuah SD di Kulon Progo. Setiap hari aku berangkat sekolah jalan kaki sejauh 15 km. Karena hal tersebut akhirnya ada salah satu guru yang kasihan kepadaku dan oleh beliau di belikan motor seharga 5 juta dan aku mencicil dengan gaji yang aku dapatkan. Umur ku sudah 24 tahun tibalah konflik baru yaitu harus menikah. Kala di tempat kuliah aku punya teman laki-laki yang cukup dekat tapi karena suatu hal kami belum berjodoh sehingga aku jomblo kala itu. Dan akhirnya bapakku menawarkan seorang laki-laki yang merupakan adik dari seorang perangkat desa di desaku.
Tahun 2013 s/d 2017
Pernikahan yang kuharapkan akan bahagia ternyata menjadi bencana yang luar biasa.
Hal ini terjadi karena kita punya sudut pandang yang berbeda, aku seorang guru dan beliau pegawai swasta. Hampir setiap hari terjadi konflik tetapi semua konflik tersebut berakar dari sifat pencemburu yang beliau miliki. Apapun yang aku lakukan selalu salah dimata beliau. Kehidupan sedikit normal ketika aku hamil dan mempunyai anak laki-laki.
Tetapi konflik demi konflik kembali terjadi karena sifat pencemburu itu suamiku gemar sekali pergi ke dukun menanyakan tentang aku, dari para dukun itu terjadi berbagai versi berita dan akulah yang menerima imbasnya, semakin hari semakin kasar, bahkan kekasaran itu terkadang dilampiaskan secara fisik.
Dan beliau memintaku menjadi ibu rumah tangga biasa yang tugasnya memasak dan menjaga anak. Hal ini tidak seiring dengan cita-cita orang tuaku, dan aku sangat-sangat gelisah sekali dengan hal itu karena aku anak satu-satunya mereka.
Tetapi karena bakti ku ke suami aku berhenti menjadi guru selama 2 bulan, namun hal ini juga tidak memperbaiki hubungan kami, karena kebutuhan hanya ditopang satu orang maka konflik ekonomi kembali menjadi pemicunya, sampai suatu hari ada bank akan menyita rumah kami. Dari situlah aku kembali ke sekolah menjadi guru lagi karena suami harus mengambalikan hutang yang entah aku sendiri bingung uang itu buat apa.
Hari hari berlalu dalam kegiatan kerja kerasku sampai aku terkadang lembur malam hari, dan kemarahan suamipun menjadi makanan sehari-hari. Dan orang tuaku masih sangat berharap aku menjadi PNS padahal tidak ada tes PNS, sehingga suatu hari aku bilang ke orang tua bagaimana kalau aku jadi dosen saja bukan PNS karena kalau PNS itu sulit. Nah akhirnya mereka sedikit beralih sudut pandangnya.
Hidup dalam keluarga yang keras aku menjadi pribadi yang keras, perintah suami sudah bukan prioritas bagiku karena menurutku dia bukan imam yang baik buatku.
Tahun 2017 aku mengikuti kuliah S2 program beasiswa kemenag tanpa restu suami, dan itulah awal akhir kehancuran keluargaku. Dan akhirnya aku pulang kerumah orang tuaku karena sudah tidak mungkin lagi aku dan anakku hidup dalam bayang-bayang kekerasan setiap hari.
Aku hanya berpesan pada pak RT dan suamiku bahwa aku akan kembali kerumah lagi setelah pak RT dan suami mengajakku pulang dengan membawa surat perjanjian diatas materai bahwa suamiku tidak akan mengulang lagi perbuatannya. Tetapi kehidupan keluargaku tidak bisa tertolong lagi akhirnya aku dan suamiku sepakat hidup masing-masing dan aku mengurus surat pisah ke pengadilan, dan resmi menjadi janda.
Tahun 2018
Di tahun 2018 terdapat pendaftaran CPNS secara serentak, disinilah aku mulai mempunyai harapan baru bahwa cita-cita jadi PNS itu bukan khayalan lagi, aku mengikuti serangkaian tes itu tetapi gagal. Tetapi tak mengapa janji pemerintah akan tetap mengadakan ditahun selanjutnya. Walaupun aku menjadi korban penipuan calo PNS senilai 120 juta. Dan aku menjadi budak bank dalam sehari-harinya.
Janda yang punya hutang yang banyak karena ditipu, subhanalloh beban yang sangat luar biasa.T api walau begitu aku tetap semangat melanjutkan kuliah S2 dengan polemik-polemik yang berada di sela-selanya.
Tahun 2019
Aku hanyalah seorang janda yang hidup untuk seorang anak yang menginjak umur 6 tahun. Semakin ia dewasa semakin butuh biaya, aku bekerja apapun yang aku bisa, menjadi honorer di sebuah SD negeri dan juga menjadi penyelenggara pemilu di tingkat kecamatan. Semakin hari semakin banyak teman positif dalam hariku sehingga aku mempunyai harapan baru, semangat baru.
Sehingga akhirnya ada tes PNS di tahun 2019 dan aku mengikutinya, hari-hari berjalan dengan penuh harapan, buku dari berbagai sumberpun aku pinjam dari teman-temanku yang telah lolos sebelumnya. Bulan November tepatnya pendaftaran itu dilakukan dan kami harus menunggu seleksi administrasi dan sampai tingkat SKD dilakukan.
Disamping itu tahun 2019 juga tahun dimana aku lulus kuliah S2, lulus dengan nilai memuaskan Dan setelah itu aku mendapatkan surat sakti dari pak rector untuk mendaftar dosen si STAIAN A.N dan aku diterima sebagai dosen Manajemen Pendidikan. Sedikit lega karena orang tuaku cukup senang aku menjadi dosen.
Tahun 2020
Tahun 2020 hari masih berlalu sama seperti biasanya.
Disisi lain kisah cinta kembali beradu, banyak sekali teman laki-laki yang aku jumpai, karena statusku yang janda maka tak sedikit dari mereka yang hanya berniat melecehkanku saja. Tapi aku tak pernah menutup diri, aku kembali mencari orang yang mau menikah denganku walaupun luka dibadan dan dihati masih sangat-sangat membekas tetapi anakku butuh seorang bapak dan aku butuh seorang imam dalam sholatku.
Kriteriaku tidak pernah muluk-muluk aku hanya membutuhkan suami yang rajin sholat, bagus dalam agamanya, dan mampu menghargaiku sebagai seorang wanita yang bekerja. Tetapi ada yang berbeda aku mulai dekat dengan teman di kecamatan yang sama-sama menjadi guru honorer, beliau baik dan menawariku menjadi istrinya.
Akhirnya setelah kedua keluarga berembuk dan anakku sudah mau menerima posisinya sebagai ayah yang baru akhirnya kami memutuskan menikah pada 4 februari 2020.
Aku dan suami sama-sama berjuang di tes SKD CPNS. Kami belajar bersama dan suamiku tes pada tanggal 8 Februari 2020 sedangkan aku tes tanggal 17 februari 2020 dan kami sama-sama lolos ke tingkat SKB walau aku menjadi nomer 2 dari 35 pesaingku dan suami berada pada posisi nomer 1 dari 9 pesaingnya. Subhanallah luar biasa aku seperti diberi kekuatan sama Allah untuk tetap semangat menjalankan hari-hari selanjutnya.
Keyakinanku tentang janji Allah bahwa setiap kesusahan pasti ada kebahagiaan menjadi penyemangatku hingga Allah benar-benar memberikan janji itu kepadaku.
Aku mendapatkan seorang suami yang juga lulus SKD Tahun 2019 sehingga dalam hari-hari kami selalu bersama belajar tentang materi-materi persiapan SKB. Dan suamiku juga berusaha memulihkan ekonomi yang membuat ku tersendat dalam kehidupan sehari-hari adalah hutang bank yang setiap bulannya 3,5 juta harus ku bayar, Tetapi lagi-lagi karena pertolongan Allah lewat kecerdasan suamiku akhirnya uang itu kembali dan aku lunasi hutang dibank. Subhanallohh …
Tanggal SKB sudah ditentukan tetapi harus tertunda karena pandemic covid-19 yang semakin meresahkan. Tetapi hal ini menjadi berkah tersendiri bagi saya karena allah membawaku ke seorang teman S2 ku dulu yaitu kang Ubaidillah beliau membuka bimbel untuk SKB dengan biaya yang sangat murah. Hari-hari kami diwarnai dengan suara materi-materi SKB dari lantunan suara Ubay Chanel.
Dan tibalah saat tes itu dilaksanakan di bulan September 2020 aku mendapatkan jadwal tanggal 12 september 2020 dan suamiku mendapatkan jadwal 17 september 2020. Kekhawatiran hanya terjadi padaku karena lawan-lawanku tangguh dan aku sangat-sangat minder sekali sehingga mungkin sampai bosen suamiku dan kang ubay memberiku nasehat untuk tetap yakin. Hari menjelang ujian tinggal seminnguu lagi. Ibuku mengundang majelis taklim didesa untuk mendoakanku biar lancar ujian, subhanallah hal itu menjadikanku semakin terbebani, aku takut kalau aku tak lolos aka nada ribuan hati yang kecewa. Ada juga yang bilang agar mencari berkah kiai, hal itupun aku lakukan kiai demi kiai aku datangi untuk minta doa dan nasehat.
Malam ketika SKB aku tidak bisa tidur berulang kali suami menenangkanku, berulang kali aku putar rekaman semangat dari kang ubay tapi hati ini tidak bergeming lari dari rasa ketakutan, bayangan kekecewaan orang tua dan semua pihak ada di otakku, kemudian aku bersholawat sepanjang malam.
Paginya sudah kupasrahkan semuanya kepada Allah, tetapi lagi-lagi ketika aku pamitan buat pergi tes tangisanku kembali pecah tak bisa ku bendung lagi. Sambil berangkat aku mampir dirumah-rumah yang terdapat anak yatimnya aku minta doa dari mereka tetapi tetap aku tidak bisa berhenti menangis. Sepanjang jalan dataran menoreh sampai hampir memasuki kota Jogja aku hanya bisa menangis terus sampai-sampai suami yang bosan menasehatiku marah dan mau putar balik kalua aku tak berhenti menangis. Dengan terpaksa akupun berusaha berhenti menangis. Sampai di Gor UNY tempatku melaksanakan tes. Disana aku langsung ambil air wudhu sholat sunat dan sholat dhuhur, akibat kurang konsennya aku salah kiblat dan akhirnya aku mengulang kembali sholat itu. Malunya!!
Tibalah waktu menunggu, ada sekitaran 1,5 jam aku menunggu di ruang tunggu, aku sudah tak membuka materi lagi, aku hanya mendengarkan ocehan suamiku tentang materi, beliau mengulas semua materi dari awal sampai akhir dengan gayanya yang sambil bergurau. Aku sangat tau beliau ingin aku tak takut dan santai, beliau juga selalu mengingatkan harus menerima apapun hasilnya nanti. Jam menunjukkan pukul 12.30 artinya waktu masuk keruang tes pun sudah tiba.
Aku bersalaman dengan suamiku meminta restu, dan masuk ke lobi, disitulah administrasi dilakukan, kembali aku bertemu dengan temanku MAN beliau menjadi petugas BKD dan beliau bilang, kamu pasti bisa ris, begitu sayangnya Allah padaku sampai-sampai disetiap sudut ada saja malaikat yang beliau kirimkan untuk membuatku semangat. Diruang tunggu selanjutnya aku jejeran sama rivalku aku ngobrol dengannya. Dan setelah pukul 14.00 akupun masuk ruangan dan setelah di depan komputer kembali ketakutan itu aku rasakan dan aku kembali menangis dengan hebatnya sampai-sampai pegawai BKN menenangkanku. Dan aku mengerjakan soal dengan di iringi sholawat sampai akhir karena hanya sholawat yang membuat airmataku berhenti.
90 menit telah berlalu, tiba-tiba papan skorku menunjukkan angka 260. Cuma itu artinya nilaiku cuma itu. hancurlah seluruh dunia persilatan aku kembali nangis sejadi-jadinya sampai akhir ruangan ujian sepi hanya ada aku dan layar dengan nilai 260. Kecewa dan marah … apa yang aku lakukan kenapa nilaiku hanya segitu, sampai-sampai pegawai BKN itu kembali datang beliau berkata …
“sudahlah bu nilai itu tidak akan berubah walau ibu tangisi, sekarang kuatlah, hadapi, karena rejeki tidak hanya dari PNS, mari turun”.
Akhirnya aku turun kelantai bawah, aku tidak ikutan rekan-rekan dari purworejo yang berkumpul-kumpul membicarakan nilai karena aku tau nilaiku sangat kecil. Mata ini hanya mencari laki-laki di kerumunan yang panjang yaitu suamiku. Dan akhirnya beliau muncul ketika anak tangga yang ku injak tinggal 2 tangga lagi. Kemudian beliau berkata, nilaimu 260 … dalam hati aku hanya bisa meng iyakan .. akupun tetap diam.
Dan beliau berkata kamu diatas 2 rivalmu dan baru kala itu aku dipeluk didepan umum. Subhanalloh … keajaiban apalagi ini ya Alloh akhirnya aku lolos CPNS. Akupun tak berkata apa-apa hanya bilang alhamdulilah dengan hati yang tak percaya. Dan akhirnya rivalku datang kepadaku dan bilang selamat buk, doakan aku bisa lolos tahun depan dan aku bilang amiin. Kitapun pulang dalam keadaan sangat lapar karena tanpa sadar dari pagi belum makan apapun padahal itu sudah jam 5 sore.
Senyumpun mewarnai perjalanan saya dan suami, kami mampir di sebuah warung dan makan. Disitulah kami bercerita banyak hal dan akhirnya lega dan saya mengabari orang tua dirumah. Dan ketika sampai rumah semuanya bahagia.
Tetapi masih ada PR satu lagi seminggu lagi suamiku tes. Masih ada waktu 4 hari sampai suamiku tes, sekarang gentian aku mendampinginya membuatnya semangat. Tetapi beliau cukup tangguh karena tak pernah takut sedikitpun. Dan tibalah saat nya tanggal 17 september 2020 tepatnya pukul 13.00 suamiku mengikuti tes dan diluar aku hanya bisa berdoa dan bersholawat, nilai terus bertambah dan ternyata pukul 15.00 sudah dan akhir dari perjuangan suamiku telah selesai dengan nilai 310 … nilai yang luar biasa. Dan kembali Allah memberiku keajaiban dan syafa`at yang luar biasa. Alhamdulilah …. Akhirnya aku jadi istri PNS pikirku hanya itu.
Penantian demi penantian itu kami lakukan, perjuangan demi perjuangan kami lakukan, dan tibalah janji pemerintah memberikan SK pada bulan desember. Suamiku lebih dulu mendapatkan SK pada tanggal 30 desember dan aku mendapatkan SK pada tanggal 4 Januari 2021. Dan kamipun mulai resmi menjadi CPNS pada bulan jauari 2021. Syukur yang luar biasa kepada Allah SWT atas karunia yang luar biasa
Terimakasih bapak mamak ku, bapak mamak dari suamiku, doa kalian adalah kalimat suci yang membimbing langkah kami
Tengkyu fery much suamiku, atas langkah yang tak pernah gontai dalam membimbingku, segala hal telah menjadi luar biasa atas usaha yang engkau lakukan, dan sampai hari ini aku kembali benar-benar jatuh hati padamu, semoga selalu menjadi suami yang luar biasa
Haturnuhun sanget ugi buat kang Ubaidillah dan keluarga, NIP dibawah namaku itu anugrah buatku, dan Allah Akan menggantinya dengan pahala disetiap Al fatikhahku dalam hariku untuk keluargamu
Maturnuwun juga kepada teman-teman SDSA, teman-teman SD, bapak kiai dan ibu nyai, teman-teman majelis taklim, anak-anak yatim, aku jadi PNS karena doan kalian semoga aku akan tetap bermanfaat bagi kalian semua
Terimakasih juga kepada bapak dari anakku yang telah memberikan luka yang tidak sedikit, karena luka-luka itu membuatku semakin semangat dan karena luka itu juga aku menjadi seorang PNS serta menjadi Istri seorang PNS. Semoga Allah memberikan berkah yang lain keluargamu Amin
===============================
©Copyright
Tulisan ini merupakan Hak Cipta www.ubaybimbel.com
diperkenankan untuk membagikan, dengan syarat :
- Tidak mengubah sedikitpun,
- Mencantumkan link/sumber kami
- Harus ada ijin tertulis, jika ingin dimuat di media komersil
===============================
Untuk Informasi atau Registrasi Ubay Bimbel <klik di sini>